Selasa, 26 Juni 2012

Jalan Damai Di Tanah Papua


Papua, sebuah pulau yang terletak di ujung paling timur indonesia. Suatu pulau yang  memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Laut yang kaya akan terumbu karang yang cantik, ikan ikan yan menari ke sana kemari dan hamparan air laut yang membiru. Daratan yang luas diseingi oleh pegunungan pegunungan yang menawan.
Namun sayang, semua keindahan yang dimiliki oleh papua kini sedikit terganggu oleh berbagai konflik yang terjadi di tanah yang indah itu. Konflik yang disebabkan oleh kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap masyarakat dan tanah papua. Pemerintah menganggap masyarakat papua hanyalah daerah yang terbelakang dibandingkan oleh daerah daerah yang lainnya.
Pada awalnya, tanah papua hanyalah sebuah tanah sengketa pada masa perang dunia II. Antara indonesia dengan belanda. Untuk menyelesaikan konflik tersebut, diadakanlah pemungutan suara di tanah papua. Dimana masyarakat papua harus memilih kemanakah papua akan bersatu. Dari hasil jajak pendapat tersebut di dapatkanlah bahwa masyarakat papua lebih memilih NKRI dibandingkan dengan belanda.
Namun sayang, pengorbanan dan kecintaan rakyat papua terhadap negara ini tidak dibalas dengan pengorbanan dan kecintaan pemerintah kepada rakyat papua. Pemerintah hanya menganak tirikan provinsi ini dibandingkan provinsi yang lain. Padahal tanah papua memiliki kekayaan alam yang tidak ternilai.
Tetapi kekayaan alam yang dimiliki oleh papua tidak dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah untuk mensejahterakan rakyat papua. Malah, kekayaan alam papua di manfaatkan oleh pihak pihak asing semisal PT. Freeport.
PT. Freeport adalah sebuah perusahaan tambang milik amerika yang memiliki izin untuk melakukan penambangan di daerah papua. Penghasilan yang di dapat oleh freeport sangatlah banyak bahkan sampai milyaran dolar. Namun apa yang didapat oleh negara kita? Negara kita hanyalah mendapat biaya pajak pertambangan dari freeport. Sungguh ironis, kekayaan alam papua terus dikeruk oleh orang orang yang bukan berasal dari negara yang mempunyai kekayaan alam tersebut.
Saya benar benar di buat bingung. Mengapa pemerintah lebih memilih perusahaan asing yang mengolah sumber daya alam yang kita miliki? Bukannya perusahaan negara yang seharusnya mengolah kekayaan alamnya sendiri?.
 Akhirnya kesabaran rakyat papua terhadap penderitaan yang dimilikinya sampai pada titik tertinggi. Dan pada tanggal 1 desember yaitu HUT OPM (organisasi papua merdeka) banyak dari rakyat papua yang mengibarkan bendera bintang kejora bukanlah sang saka merah putih. Mungkin inilah suatu bukti bahwa rasa nasionalisme di hati rakyat papua sudah mulai berkurang. Dikarenakan perlakuan yang sangat tidak pantas terhadap mereka. Yang di dapatkan dari negara yang dahulu mereka pilih dengan hati sukarela...
Saya hanya bisa berharap, kondisi keamanan di papua kembali kondusif. Karena bagaimanapun, papua adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia digambarkan bagai satu tubuh. Apabila ada suatu daerah yang merasakan sakit, derah lain juga dapat merasakan sakitnya!!
Dan saya juga berharap sekali. Kekayaan tanah papua dapat dikelola oleh negara kita sendiri. Khususnya rakyat papua. Bukan dikelola oleh cecunguk cecunguk asing yang mengeruk negara kita tanpa menghasilkan apa apa bagi negara kita.
Dan untuk para pejabat pejabat negara dan para elit politik di indonesia. Saya hanya memberi pesan. Janganlah kalian hanya bisa memerintah dan melihat keadaan rakyat dari berbagai sumber dan para ajudan kalian. Terjunlah langsung kelapangan, dan lihat apa yang sesungguhnya terjadi.
Negeri ini tidak membutuhkan pemimpin pemimpin yang pandai berbicara atau berpidato. Melainkan negeri ini membutuhkan pemimpin yang selalu bersama rakyatnya dan mengerti apa yang diinginkan rakyatnya. Bukan mengerti keinginan seseorang, suatu kelompok, ataupun suatu golongan!!!
Rakyat papua adalah bagian dari bangsa indonesia, jadi dengarlah keluh kesah mereka. Jangan biarkan mereka terus tenggelam ke lubang kesengsaraan!!

PAPUA TETAP BAGIAN DARI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA!!

0 komentar:

Posting Komentar